Senin, 10 April 2023

BANGKAI INGATAN

 


Setiap ada yang bertanya, apakah aku membencimu setelah semua rasa sakit itu? Aku selalu memberi senyum, sebab aku tidak pernah membencimu. Meski rasa sakit selalu kudapati darimu.

Barangkali yang tidak kamu tahu adalah aku mencintaimu tanpa syarat. Aku hadir dalam dirimu setulus air mengalir dari hulu. Membiarkan diri menuju muara meski sepanjang perjalanan banyak duka menghalangi.

Aku, biarlah menjadi sepi di dada, menjadi alir air di pelopak mata. Hingga aku menyadari kamu memang tak pernah mampu melihat semua yang telah kuberi. Kamu memang tak pernah sanggup mengerti semua ketulusan ini. Kamu adalah perasaan yang tak kuberi syarat untuk ada, namun begitu pedih akhirnya.

Aku lebih suka bertaruh untuk luka baru daripada membenamkan diri dalam luka dengan kisah yang pernah ada di masa lalu. Hari ini adalah perjalanan yang berisi kemungkinan, kemarin adalah cerita-cerita yang –jika perlu- hanya untuk dikisahkan saja.


Kita sama-sama berusaha mendayung perahu. Kita mengadang badai dalam hujan. Kita menahan terik panas di perjalanan. Kita menyesuaikan diri dengan rimba. Kita belajar seni bertahan hidup dalam derita. Segalanya kita siapkan agar bia hidup di masa depan yang kita nanti. Kita tak pernah mundur selangkahpun. Kita bahkan mencatat doa panjang dan berulang. Doa-doa untuk terus kuat dan tak terkalahkan.

Namun misteri langit tak bisa ditebak.  Nyatanya kamu memang bukan jodohku. Walau tangis habis mempertahankanmu, ternyata memang kamu tak lagi untukku. Padahal, kita telah bekerja setengah mati sepanjang waktu. menanam begitu banyak hal untuk bekal hari nanti.

Nyatanya kita kalah juga. Kita tak pernah benar-benar sekuat yang kita yakini. Semua yang kita tanam dengan hati, hanya jadi bangkai ingatan.

Sabtu, 01 April 2023

Sudah Ku Usahakan

 


Aku sadar jarak itu semakin lebar. Kabar darimu tak lagi menjadi pengisi hari. Perjalanan membawamu semakin jauh. Kamu seperti terombang ambing di lautan, menguap entah kemana. Mungkin seseorang telah mengikatmu begitu kuat hingga tak lagi tergapai olehku.

Tetapi, seperti yang kamu tahu, tak ada satu kepergian yang tidak menyisakan pilu. Urai airmata telah kuselesaikan, sesak panjang sudah kutenangkan. Kubangun tembok dalam diri agar kesedihan tak menghantam lagi. Kulawan sepi, meski gagal sering jadi pemenang.

Sejatinya, kamu adalah rasa sabar yang pernah aku rawat. Kamu adalah harapan yang pernah kupeluk erat. Kamu adalah doa. Namun kini aku sadar kamu menjelma menjadi kehilangan demi kehilangan. Jika waktu mengirim ingatan padamu, sungguh aku pernah begitu lama belajar untuk benar-benar mengikhlaskanmu.

BANGKAI INGATAN

  Setiap ada yang bertanya, apakah aku membencimu setelah semua rasa sakit itu? Aku selalu memberi senyum, sebab aku tidak pernah membencimu...