Aku sadar jarak itu semakin lebar. Kabar darimu tak lagi menjadi pengisi hari. Perjalanan membawamu semakin jauh. Kamu seperti terombang ambing di lautan, menguap entah kemana. Mungkin seseorang telah mengikatmu begitu kuat hingga tak lagi tergapai olehku.
Tetapi, seperti yang kamu tahu, tak ada satu kepergian yang tidak menyisakan pilu. Urai airmata telah kuselesaikan, sesak panjang sudah kutenangkan. Kubangun tembok dalam diri agar kesedihan tak menghantam lagi. Kulawan sepi, meski gagal sering jadi pemenang.
Sejatinya, kamu adalah rasa sabar yang pernah aku rawat. Kamu adalah harapan yang pernah kupeluk erat. Kamu adalah doa. Namun kini aku sadar kamu menjelma menjadi kehilangan demi kehilangan. Jika waktu mengirim ingatan padamu, sungguh aku pernah begitu lama belajar untuk benar-benar mengikhlaskanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar