Jumat, 03 Juni 2022

Mengaji Al-Hikam (Jalan Kalbu Para Perindu Tuhan)

 

   

 

Judul Asli: Syarh al-Hikam al-Ghawtsiyah

Pengarang : Ahmad ibn Ibrahim ibn Ilan al-shiddiqi al-syafi’I al-naqsabandi

Penerjemah: Fauzi Bahreisy

Spesifikasi: Hardcover; xxiv+558 Halaman; 15,5x24 cm

No. ISBN: 978-602-1687-76-5

Penerbit: Zaman (www.penerbitzaman.com)

Edisi Terbit: 2015

            Bagi sebagian orang jika disebutkan sebuah nama kitab ‘A-Hikam” pasti yang terbesit adalah kitab Al-Atha’iyah (karya Ibn Atha’illah), tetapiyang akan dibahas kali ini bukanlah kitab tersebut. Melainkan kitab Al-Hikam karya Al-Ghautsiyyah karya Abu Madyan Syu’aib ibn Husain al-Anshari yang telah beliau tulis sebelum al-Hikam al-Atha’iyyah. Beliau terlahir sebagai yatim pada 520 H di Cantillana  Spanyol dan meninggal pada 594 H. Diperkirakan kitab ini telah berusiah lebih dari 800 tahun

Kitab diterjemahkan dari syarh al-hikam al-Ghawtsiyah Syekh sayyid Abu Madyan al-Tilmisani al-Maghribi, termasuk kitab klasik yang banyak dibahas dan dipelajari oleh sebagian banyak pecinta ilmu terutama dalam bidang tasawuf. Di antara buku buku beliau, buku ini yang paling singkat tapi padat. Beliau menjadikannya berbobot. Beliau banyak mengutip hadist dan ayat suci untuk pembahasan yang terkait. Agar memiliki dasar yang kuat, bukan untuk pembenaran tetapi untuk menguatlan kebenaran.  Ibn ‘Ilan sendiri seorang tokoh sufi terkemuka  pada masanya dan ulama’ yang produktif menulis terutama tema tasawuf.

            Alasan penulis memilih kitab al-Hikam untuk sedikit dikaji adalah dikarenakan kitab ini merupakan kitab Tasawuf ( ilmu dalam agama Islam yang berfokus menjauhi hal-hal duniawi) yang didalamnya terdapat 153 kalam hikmah dan butir-butir kata mutiara yang perlu direnungkan oleh pembacanya. Dimana kandungan Tasawuf dalam kitab ini berkaitan dengan mata kuliah penulis pada semester 1 Prodi Ilmu Qur’an dan Tafsir Universitas Nurul Jadid. Meskipun tidak langsung mempelajari kitabnya, melainkan membaca terjemah kitab Al-Hikam yang diterbitkan oleh Zaman pada tahun 2015 cetakan ke II dengan ketebalan 331 halaman.

            Tampilan buku ini sangat menarik dan bernuansa buku klasik. Berwarna dasar hijau berpadu dengan corak berwarna coklat susu berjudul “Mengaji Al-Hikam”. Tertera kata “Bestseller” di samping judul buku tersebut, itu artinya buku yang saat ini dibahas telah menjadi daya Tarik tinggi hingga banyak laku  terjual. Al-Hikam ini tidak jauh berbeda dengan kitab Nasoihul Ibad karangan Syekh Nawawi Al-Bantani dimana keduanya sama sama membahas tentang nasihat hati yang akan mendekatkan pembacanya pada sang Ilahi. Nasihat-nasihat yang patut dipegang dan diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

            Bedanya dalam kitab Nashoihul Ibad Setiap bab nya disusun berdasarkan keseragaman jumlah poin yang akan dibahas. Sedangkan dalam kitab Al-Hikam Setelah membuka lembar demi lembar yang diterbitkan Zaman ini, penulis mengambil satu kesimpulan bahwa, secara garis besar, terdapat dua tema pokok yang ingin diutarakan oleh Ibnu Atha'illah; pertama adalah sikap makhluk kepada Sang Khalik, dan yang kedua adalah sikap makhluk terhadap perbuatan Sang Khalik. 

           

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BANGKAI INGATAN

  Setiap ada yang bertanya, apakah aku membencimu setelah semua rasa sakit itu? Aku selalu memberi senyum, sebab aku tidak pernah membencimu...