Sabtu, 18 Juni 2022

Kisah Bermakna Dari Kitab Al-Hikam


“Duka orang yang berbuat dosa lebih baik daripada keangkuhan orang yang taat”

 

Syekh Abu al-abbas al-Mursi r.a suatu ketika didatangi seorang ahli ibadah yang dikenal zuhud tetapi Syekh tidak menyambutnya dengan hangat. Lalu, datang orang yang berlumur dosa, dan Syekh menyambutnya dengan ceria. Ketika hal itu ditanyakan kepadanya, ia menjawab “Tak kupedulikan orang pertama karena aku melihat pada dirinya tanda tanda kesombongan dan kebanggaan akan ibadahnya. Sebaliknya, kusambut orang kedua dengan gembira karena aku melihat tanda-tanda penyesalan dan kerendahan pada dirinya.”

Dengan demikian, penyesalan si pelaku maksiat menjadi sebab Syekh r.a menyambutnya, sementara keangkuhan dan kebanggan orang yang taat menjadi sebab Syekh mengacuhkannya.

Keadaan serupa tergambar dalam kisah terkenal tentang Bani Israil. Diceritakannya bahwa suatu ketika seorang ahli ibadah berkumpul  dengan pelaku maksiat di satu tempat. Maksiat itu mendekati ahli ibadah seraya berbisik dalam hati, “Semoga dengan mendekatinya Allah mengasihi diriku. Namun, si ahli ibadah malah menjauh karena angkuh dan merasa tidak layak didekati orang itu.

Seketika Allah  menurunkan wahyu kepada nabi yang hidup pada masa tersebut, “Keduanya telah memulai kembali amalnya. Amal si ahli ibadah sepanjang hayatnya terhapus lantaran kesombongan dan keangkuhannya. Sementara semua dosa pelaku maksiat diampuni karena duka dan penyesalannya.”

Perhatikan bagaimana amal yang dilakukan sepanjang hayat terhapus begitu aja akibat kesombongan dan keangkuhan. Perhatikan pula bagaimana dosa yang begitu banyak diampuni semata-mata karena rasa duka dan penyesalan. Maka, kita harus memelihara rasa tawadu’ dan rendah hati. Jangan sampai memelihara sikap sombong dan tinggi hati.

 

                                                                                                               

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

BANGKAI INGATAN

  Setiap ada yang bertanya, apakah aku membencimu setelah semua rasa sakit itu? Aku selalu memberi senyum, sebab aku tidak pernah membencimu...